
PONTIANAK – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, mengeluarkan pernyataan mengejutkan dengan menyerukan agar masyarakat Kalbar berhenti mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Hal ini disampaikannya saat membuka Konferensi Wilayah III AMSI Kalbar di Hotel Harris, Rabu, 11 Juni 2025.
Menurut Krisantus, program KB yang merupakan kebijakan nasional justru merugikan Kalbar, karena menyebabkan jumlah penduduk yang rendah—padahal jumlah penduduk menjadi faktor dominan dalam perhitungan dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah.
“Kalau saya lihat ada kampung KB, saya bilang lepaskan. Jangan lagi ikut KB. Merugikan kita,” tegasnya.
Program Nasional Vs Kepentingan Daerah
Program KB diatur dalam UU No. 52 Tahun 2009 yang bertujuan untuk mengatur kelahiran dan meningkatkan kualitas hidup. Namun Krisantus menilai, penerapannya tidak sesuai bagi Kalbar karena menghambat pertumbuhan penduduk yang berdampak pada kecilnya alokasi dana dari pusat.
“Transfer pusat ke daerah didasarkan pada banyak faktor, tapi jumlah penduduk adalah yang paling menentukan,” ujarnya.
Bandingkan dengan Jawa Barat
Krisantus membandingkan Kalbar dengan Jawa Barat, yang meski lebih kecil secara geografis, namun memiliki penduduk yang jauh lebih banyak. Dampaknya, Jabar bisa mengantongi APBD hingga Rp 50 triliun, sementara Kalbar hanya sekitar Rp 6 triliun.
“Luas wilayah tidak signifikan dalam perhitungan transfer. Yang penting itu jumlah orangnya. Kalau APBD kita Rp 50 triliun, mungkin orang ngopi di sepanjang Gajah Mada bisa kita traktir semua,” tambahnya setengah bercanda.
Pentingnya Pendataan Warga Non-KTP Kalbar
Selain kritik terhadap KB, Krisantus juga menyinggung soal penduduk non-KTP Kalbar yang belum tercatat sebagai penduduk resmi provinsi. Ia mendorong pendataan aktif agar jumlah penduduk riil Kalbar masuk ke dalam statistik nasional.
“Banyak warga tinggal dan mengabdi di Kalbar, tapi tidak punya KTP Kalbar. Ini juga merugikan kita,” jelasnya.
Krisantus menegaskan bahwa pembangunan Kalbar butuh penduduk yang besar agar dana pusat bisa lebih optimal. Ia bahkan mengutip pepatah lama tentang ajakan untuk memperbanyak anak.
Sumber: Gencilnews