
Wakil Bupati Kapuas Hulu, Sukardi, S.M, menerima kehormatan besar dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Ia dianugerahi gelar kebangsawanan Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) dalam sebuah prosesi sakral di Keraton Surakarta, Jawa Tengah.
Pengukuhan gelar ini menempatkan Sukardi dalam jajaran tokoh yang mendapat pengakuan atas kiprah, pengabdian, dan rekam jejak kepemimpinannya di daerah. Prosesi penganugerahan tampak khidmat, dihadiri para abdi dalem, kerabat keraton, serta penerima gelar kehormatan lainnya.
Makna Gelar Kanjeng Raden Tumenggung
Dalam tradisi Keraton Surakarta, gelar KRT memiliki makna mendalam. Sebutan “Kanjeng” menandakan status kebangsawanan tinggi, sementara “Raden Tumenggung” merujuk pada jabatan strategis dalam struktur keraton. Dengan demikian, gelar ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga merefleksikan posisi kehormatan serta tanggung jawab sosial.
Penganugerahan gelar KRT biasanya mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain:
• Latar belakang keturunan dan status keluarga,
• Kemampuan administratif dan pengalaman kepemimpinan,
• Keahlian diplomasi dan hubungan masyarakat,
• Prestasi dalam pelayanan publik.
Apresiasi untuk Sukardi
Sebagai pejabat publik, Sukardi dinilai memiliki komitmen kuat terhadap pembangunan Kapuas Hulu. Selama menjabat sebagai Wakil Bupati, ia aktif mendorong program pelayanan masyarakat, pembangunan infrastruktur, serta penguatan diplomasi daerah.
Dengan gelar KRT ini, Sukardi tidak hanya membawa nama pribadi, tetapi juga mengharumkan Kapuas Hulu di panggung nasional. Ia kini menyandang nama kehormatan Kanjeng Raden Tumenggung Sukardi, S.M.
Tradisi yang Tetap Lestari
Keraton Surakarta hingga kini masih memegang tradisi pemberian gelar kebangsawanan kepada tokoh-tokoh terpilih. Gelar ini menjadi bentuk penghormatan sekaligus ikatan budaya yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Bagi masyarakat Kapuas Hulu, penganugerahan ini menjadi kebanggaan tersendiri. Gelar yang disematkan kepada Sukardi tidak hanya melambangkan kehormatan pribadi, tetapi juga pengakuan atas eksistensi daerah di tengah keberagaman budaya Nusantara.