
Sebuah video lama yang memperlihatkan aparat kepolisian menjadi korban amukan massa kembali beredar luas di media sosial dan menimbulkan keresahan masyarakat. Video berdurasi singkat itu memperlihatkan sejumlah polisi terkapar di jalan, dikeroyok, serta dihantam benda tumpul oleh sekelompok orang.
Faktanya, peristiwa tersebut bukanlah kejadian baru. Video itu berasal dari kerusuhan yang terjadi di Abepura, Papua, pada tahun 2006, bukan peristiwa terkini. Saat itu, sejumlah anggota polisi mengalami luka serius akibat lemparan batu. Enam orang anggota polisi bahkan sempat dirawat intensif di ICU RS Abepura, sementara beberapa di antaranya gugur dalam bentrokan tersebut.
Video yang sama pernah kembali dimunculkan pada kerusuhan di Wamena tahun 2019, saat aksi demonstrasi berujung rusuh hingga menyebabkan korban jiwa dan kerusakan fasilitas umum. Kini, potongan video tersebut kembali disebarkan dengan narasi menyesatkan seolah-olah terjadi dalam konteks demonstrasi tahun 2025.
Kapolda Papua saat itu, Irjen Rudolf A. Rodja, menegaskan bahwa masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh isu maupun video lama yang diangkat kembali tanpa konteks. Tindakan tersebut disebut hanya memperkeruh situasi dan memicu kegaduhan yang tidak benar.
Pakar literasi digital juga mengingatkan warganet untuk lebih kritis terhadap konten yang beredar, terlebih menjelang momentum politik atau aksi massa yang rentan disusupi hoaks.
Kesimpulan: Video polisi diamuk massa yang kini beredar kembali adalah hoaks lama. Peristiwa aslinya terjadi pada tahun 2006 di Abepura dan sudah beberapa kali disalahgunakan pada momen berbeda.