
BENGKAYANG – Sebuah pohon beringin besar yang dikenal sebagai pohon keramat oleh warga Desa Sebalos, Kabupaten Bengkayang, tumbang pada Minggu sore, 27 Juli 2025 sekitar pukul 16.40 WIB. Pohon yang telah berdiri selama ratusan tahun itu roboh akibat angin kencang yang melanda wilayah tersebut.
Peristiwa ini tidak hanya mengejutkan warga, namun juga menyisakan duka mendalam. Pohon setinggi sekitar 50 meter itu telah lama dianggap sebagai simbol pelindung dan bagian dari identitas spiritual desa. Tumbangnya pohon keramat ini menimbulkan kehebohan sekaligus kesedihan di kalangan masyarakat.
Ketika tumbang, batang besar pohon tersebut menimpa dua rumah warga. Selain itu, empat pohon lain berukuran lebih kecil juga ikut tumbang dan merusak tiga rumah lainnya. Total lima rumah mengalami kerusakan, namun syukurnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Warga setempat menyebut kejadian ini sebagai peringatan alam, bahkan sebagian mengaitkannya dengan pertanda perubahan besar atau musibah spiritual. “Pohon itu bukan sekadar pohon, dia pelindung desa kami,” ucap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. Beberapa tokoh adat bahkan berencana menggelar ritual adat sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap pohon tersebut dan memohon keselamatan desa.
Cuaca ekstrem juga dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah Kalbar hari yang sama. Di Singkawang, dua lokasi perbukitan dilaporkan terbakar. Fenomena alam beruntun ini memunculkan kekhawatiran dan tafsir spiritual di kalangan masyarakat.
Warganet turut bereaksi di media sosial. Akun @vlntbd99_ menulis, “Ada apa dengan Kalimantan Barat hari ini? Di Singkawang kebakaran, di Sebalos pohon keramat tumbang. Cepat pulih cuaca Kalbar.”
Sementara akun lain @fy.kaslina bertanya, “Ya Tuhan, berapa rumah yang kena?”, yang dijawab oleh saksi mata: “5 rumah.”
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekuatan alam tidak bisa diprediksi, dan ketika yang sakral pun roboh, banyak yang bertanya: apakah ini sekadar musibah atau sebuah pertanda?