
SANGGAU – Pemandangan berbeda terlihat di SDN 25 Bonti, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Para guru bersama orang tua murid terlihat bahu-membahu melakukan kerja bakti memperbaiki sarana dan prasarana sekolah yang sudah tidak layak digunakan.
Meja dan kursi yang digunakan siswa sebagian besar sudah rusak dan tidak layak pakai. Begitu pula lantai ruang kelas dan ruangan guru, yang kondisinya memprihatinkan dan mengganggu kenyamanan proses belajar mengajar.
“Inisiatif ini muncul karena kami sudah beberapa kali mengajukan proposal bantuan ke pihak berwenang, tapi sampai sekarang belum ada jawaban. Supaya proses belajar tidak terganggu, kami dan para orang tua berinisiatif memperbaiki secara swadaya,” ungkap salah satu guru SDN 25 Bonti.
Para orang tua membawa peralatan tukang dan bahan seadanya untuk membuat meja dan kursi baru bagi anak-anak mereka. Semangat gotong royong dan kepedulian terhadap pendidikan menjadi motor utama gerakan ini.
Situasi ini menggambarkan kondisi pendidikan dasar di pelosok Kalimantan Barat yang masih menghadapi tantangan besar dalam hal pemerataan fasilitas. SDN 25 Bonti adalah satu dari banyak sekolah yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan pusat segera merespon jeritan ini, agar anak-anak di pedalaman bisa menikmati pendidikan yang layak dan bermartabat, sebagaimana mestinya hak setiap anak bangsa.