
Semarang – Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat (KPM-Kalbar) Semarang menyampaikan sikap tegas mengecam konten TikTok milik akun Risky Kabah yang menyebutkan suku Dayak sebagai penganut ilmu hitam dan menuding Rumah Radakng sebagai tempat tinggal dukun.
Dalam pernyataannya, KPM-Kalbar Semarang menilai konten tersebut sangat menyesatkan, tidak berdasar, serta mencederai martabat masyarakat Dayak. Mereka menegaskan bahwa narasi seperti itu berbahaya karena melahirkan stigma negatif dan berpotensi menghambat upaya pelestarian budaya yang terus diperjuangkan mahasiswa di tanah rantau.
“Konten tersebut dengan terang-terangan memelintir budaya kami dan menyebarkan stigma bahwa orang Dayak adalah penganut ilmu hitam. Pernyataan itu bukan hanya tidak benar, tetapi juga merendahkan harkat masyarakat Dayak,” tulis KPM-Kalbar Semarang dalam pernyataan sikapnya.
Sebagai mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar Kalimantan, KPM-Kalbar Semarang mengaku menghadapi tantangan besar dalam mengenalkan budaya Dayak. Mereka harus berupaya ekstra, bahkan merogoh kocek pribadi untuk menggelar berbagai acara budaya.
“Kami menjunjung tinggi tanggung jawab moral untuk memperkenalkan budaya Kalimantan Barat dengan cara yang positif, edukatif, dan beretika. Upaya ini tidak mudah, namun kami tetap konsisten melestarikan budaya Dayak di perantauan,” tegas mereka.
Mahasiswa Kalbar di Semarang juga mengingatkan agar para konten kreator lebih bijak dan bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi, serta tidak hanya mengejar popularitas semata tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan kultural.
Sebagai bentuk nyata pelestarian budaya, KPM-Kalbar Semarang kerap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, salah satunya Festival Budaya Manggarai di Kota Semarang. Dalam kegiatan itu, mereka tampil dengan mengenakan busana adat dan menampilkan seni budaya khas Kalimantan Barat, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Dayak kepada masyarakat luas.
Dengan tegas, KPM-Kalbar Semarang mendesak agar pemilik akun TikTok tersebut bertanggung jawab atas kontennya, sekaligus berharap masyarakat lebih menghargai keberagaman budaya Nusantara.