
PONTIANAK – Lawyer Muda Kalimantan Barat (Kalbar), Rusliayadi, kembali bersuara usai namanya disebut dalam surat terbuka yang diunggah akun Facebook bernama Ladi Wardi. Ia menegaskan tidak mengenal sosok tersebut, dan menyebut ada pihak yang berusaha membungkam dirinya terkait sorotan praktik tambang emas tanpa izin (PETI) di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau.
“Saya baru membaca soal surat terbuka dari akun bernama Ladi Wardi. Dia mengaku membawa nama salah satu anggota DPRD Landak dari Partai PSI. Terus terang saya tidak kenal dengan orang ini, bahkan saya tidak ingin tahu,” kata Rusliayadi kepada awak media, Senin, 29 September 2025.
Menurutnya, usai surat itu beredar, ia sempat menerima pesan WhatsApp dari seorang perempuan yang meminta dirinya mengklarifikasi pernyataan terkait dugaan praktik tambang ilegal. Dalam pesan tersebut, disebut ada permintaan agar Rusliayadi mengubah sikap dan menyelamatkan nama oknum tertentu.
“Ada permintaan agar saya menjaga pernyataan, menyusun ulang, bahkan menelaah kembali statement saya. Alasannya demi menyelamatkan nama oknum dan partai tertentu. Saya juga diancam dengan kalimat, ‘Saya pasti bertindak, karena om saya juga,’” ungkapnya.
Rusliayadi menilai hal tersebut sebagai intervensi terhadap profesinya. “Saya tegaskan, tidak ada yang bisa membungkam saya. Saya bicara berdasarkan fakta dan kuasa hukum yang saya pegang,” tegasnya.
Ia menambahkan, seluruh data dan bukti terkait aktivitas pertambangan di Sekayam sudah disiapkan untuk diserahkan ke Polda Kalbar. “Saya tidak akan mundur sejengkal pun. Sekalipun ada yang mencoba mengintimidasi, memfitnah, atau memojokkan saya, saya akan tetap berdiri. Kebenaran tidak akan pernah hilang,” pungkasnya.
Sementara itu, dari akun Facebook Ladi Wardi pada Senin (29/9), ia menuliskan klarifikasi: “Surat Terbuka Untuk Lawyer Muda Kalbar. Dengan ini saya menyampaikan klarifikasi dan pernyataan resmi terkait tuduhan yang beredar mengenai dugaan keterlibatan saya sebagai oknum anggota DPRD dalam aktivitas PETI di wilayah Sekayam, serta penyebutan nama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam isu tersebut. Jika memang benar oknum itu saya, saya siap bertanggung jawab.”