
MEMPAWAH – “Ngantat Panompo” dalam tradisi masyarakat Dayak, khususnya suku Dayak Kanayatn di Kalimantan Barat, merupakan sebuah tarian ritual yang bertujuan untuk memberikan upeti atau hadiah kepada tuan rumah yang mengadakan upacara adat.
“Panompo” sendiri berarti upeti, yang bisa berupa hasil pertanian, peternakan, atau benda-benda lain yang dianggap berharga. Tarian ini berfungsi untuk meringankan beban yang ditanggung oleh masyarakat yang mengadakan upacara, serta sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi dan hasil peternakan.
Terkait adanya beberapa peserta yang mengalami kemasukan atau dalam bahasa dayaknya “kasarongan”, menurut tanggapan salahsatu tokoh adat ini merupakan suatu hal yang sudah biasa terjadi ketika ritual Ngantat Panompo’.
Tampak pada video yang diunggah oleh akun facebook Helena Suryani, tak lebih dari 20 orang sekitar belasan orang peserta terlihat berjatuhan ketika menari di atas panggung. “Manyak nang karasukan penari jubata” tulis pengunggah untuk narasi dalam unggahan video tersebut.

Ketua DAD Kabupaten Mempawah, Adrianus Marsel, ketika kami hubungi (Senin, 28/4/2025) menjelaskan bahwa kejadian serupa juga pernah dialami oleh peserta kontingen saat acara Naik Dango di Ngabang, Toho dan lainnya.
“Ini hal yang biasa dalam agenda Naik Dango yang dilaksanakan di 3 kabupaten, kejadian serupa pernah juga dialami di Ngabang, Toho dll. Selain faktor fisik, kelelahan, karena kurang istirahat, faktor cuaca juga ada pengaruhnya jika terlalu panas” ungkapnya.
Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa Naik Dango ini sebagai kegiatan pelestarian Adat dan Budaya Dayak salah satunya Ngantat Panompo’ maka tak heran jika ada yang kemasukan. “Karena Ngantat Panompo’ ini adalah kegiatan sakral bagi masyarakat kita Dayak” tutup Adrianus.
Seperti diketahui kegiatan Naik Dango ke-40 ini mengangkat Tema “Masyarakat Adat Berdaulat, Cerdas, Mandiri dan Berbudaya”, dibuka langsung oleh Wakil Bupati Mempawah, Juli Suryadi Burdadi.
Kegiatan yang berlangsung pada 25-28 April 2025 bertempat di rumah Radank Sadaniang ini dilaksanakan dengan memperlombakan berbagai cabang lomba dan diikuti oleh peserta dari 22 DAD Kecamatan yang berasal dari Kabupaten Mempawah, Kabupaten Landak dan Kabupaten Kubu Raya. (*/jo)
Tarian tradisional JUBATA.