
Ketapang, Kalimantan Barat – Kerusakan lingkungan akibat Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Kalbar, semakin mengkhawatirkan. Meski sudah lama dikeluhkan masyarakat dan dikabarkan menjadi target operasi gabungan Polda Kalbar dan Polres Ketapang, aktivitas PETI di wilayah ini tetap berjalan tanpa henti.

Air sungai yang menjadi sumber kehidupan warga kini berubah menjadi keruh setiap hari. Salah satu warga berinisial BS, yang enggan disebutkan namanya, menyampaikan keresahan masyarakat terkait kondisi ini.
“Kami tiap hari melihat airnya sangat keruh. Warga terus mengeluh, tapi seperti tidak ada jalan keluar. Dulu sempat berhenti, tapi beberapa bulan terakhir mereka kembali menambang seperti biasa. Seolah tak ada yang bisa menghentikan mereka,” ungkap BS.
Dampak aktivitas PETI ini tidak hanya sebatas pada lingkungan, tetapi juga merambah pada aspek kesehatan masyarakat. Anak-anak dan orang dewasa mulai mengalami gatal-gatal, penyakit kulit, hingga diare akibat air yang tercemar.

Lebih parahnya lagi, para pelaku PETI disebut-sebut memiliki jaringan kuat yang diduga melibatkan oknum-oknum tertentu. Mereka diduga tahu cara menghindari razia dan penindakan hukum, membuat praktik ilegal ini terus berlangsung tanpa hambatan berarti.
Masyarakat berharap aparat penegak hukum dan pemerintah daerah bisa bertindak lebih tegas dalam menyikapi persoalan ini, sebelum dampaknya semakin parah dan tak dapat dibendung.