
PONTIANAK, 27 Agustus 2025 –
Gelombang protes mahasiswa kembali mengguncang Kota Pontianak. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tanjungpura bersama elemen masyarakat turun ke jalan dalam aksi bertajuk “Kalbar Bergerak”. Titik kumpul dimulai di kawasan Bundaran Tugu Digulis, lalu massa bergerak menuju Gedung DPRD Kalbar untuk menyuarakan aspirasi.
Aksi ini merupakan tindak lanjut dari pernyataan resmi BEM Untan yang sebelumnya menyoroti ironi sikap para wakil rakyat di Senayan. Dalam rilis tersebut, BEM menegaskan bahwa kenaikan gaji, tunjangan, serta fasilitas DPR sangat tidak sejalan dengan kondisi rakyat yang masih berjuang memenuhi kebutuhan pokok.
“Di saat rakyat berpeluh, DPR justru berjoget. Di tengah krisis ekonomi, para wakil rakyat malah larut dalam keriangan. Bukankah ini sebuah ironi yang menampar akal sehat publik?” demikian kutipan pernyataan resmi BEM Untan.
Tuntutan Massa
Dalam aksi hari ini, mahasiswa dan masyarakat menyuarakan lima tuntutan utama:
- Mencabut tunjangan DPR RI yang dinilai berlebihan dan menyakiti rasa keadilan rakyat.
- Mendorong pengesahan RUU Perampasan Aset sebagai langkah nyata pemberantasan korupsi.
- Kenaikan gaji guru dan dosen, demi kesejahteraan tenaga pendidik yang berperan vital.
- Penyelesaian persoalan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang merusak lingkungan dan ruang hidup masyarakat.
- Menghentikan tindakan represif aparat terhadap rakyat maupun gerakan mahasiswa.
Konteks dan Kritik
BEM Untan dalam kajiannya menegaskan bahwa realitas gaji dan tunjangan DPR jauh dari narasi sederhana yang sering digaungkan. Jika dihitung dengan seluruh fasilitas tambahan, seorang anggota DPR bisa memperoleh penghasilan hingga Rp 80–100 juta per bulan, sementara seorang buruh dengan UMR butuh 25–30 bulan untuk menyamai penghasilan tersebut.
Di sisi lain, Sidang Tahunan MPR 2025 yang seharusnya menjadi forum agung justru menampilkan potret ironi: beberapa anggota DPR terlihat berjoget di tengah sidang, memicu gelombang kritik luas di masyarakat.
Hingga berita ini diturunkan, aksi massa di Pontianak berlangsung tertib dan kondusif. Ratusan mahasiswa tetap bertahan menyuarakan aspirasinya dengan membawa spanduk, bendera, dan orasi bergantian. Belum ada laporan bentrok maupun tindakan represif dari aparat.
Aksi “Kalbar Bergerak” hari ini menegaskan bahwa mahasiswa Kalimantan Barat tidak tinggal diam menghadapi krisis moral dan defisit representasi dari para elit politik.