
PALANGKA RAYA – Gelaran Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo 2025 kembali menjadi momentum penting bagi masyarakat adat Dayak. Kegiatan yang berlangsung sejak 21 hingga 24 Agustus 2025 di Palangka Raya ini dihadiri oleh tokoh adat, pejabat daerah, hingga wakil pemerintah provinsi di Kalimantan.
Pada sesi pembukaan, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si., tampil sebagai narasumber. Ia mengajak generasi muda Dayak untuk menatap masa depan dengan menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Menurutnya, teknologi adalah kunci penting dalam membangun peradaban maju, mandiri, dan berdaya saing, sehingga Dayak tidak hanya menjadi tenaga, tetapi juga penyumbang ide dan gagasan, termasuk dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Selain itu, para kepala daerah di Kalimantan juga menandatangani Komitmen Bersama Mendukung Tumbang Anoi sebagai Pusat Peradaban Budaya Dayak Internasional. Kesepakatan ini menjadi tonggak sejarah baru, melanjutkan semangat Perjanjian Damai Tumbang Anoi 1894, yang dahulu berhasil mempersatukan berbagai sub-suku Dayak.

“Semangat persatuan Dayak yang lahir dari Tumbang Anoi menjadi pijakan penting untuk menatap masa depan yang bermartabat dan berkelanjutan,” ujar Krisantus.

Rangkaian kegiatan Pumpung Hai Borneo tahun ini mengangkat tema besar “Quo Vadis Dayak, Bergerak dari Identitas Lokal Menuju Global.” Forum ini diharapkan mampu memperkuat identitas Dayak di tingkat internasional serta menegaskan bahwa masyarakat Dayak adalah tuan rumah di tanah sendiri.